Orang Jepang banyak menerima siswa pelatihan dan teknisi asing yang datang dari berbagai negara di dunia termaksud indonesia.Untuk menerima siswa pelatihan dan teknisi asing ini diperlukan sarana hubungan internasional, maka sudah seharusnya orang Jepang sebagai pihak penerima siswa asing, belajar dan mengetahui kebiasaan, cara berpikir siswa asing tersebut. Tetapi meskipun demikian orang Jepang yang terkait dengan penerimaan siswa asing ini, masih banyak belum mempunyai pengetahuan tentang hal tersebut, untuk mengharapkan masyarakat umum juga punya pengetahuan yang sama adalah hal yang sulit untuk dipaksakan.
Disinilah
diperlukan usaha yang keras dari siswa asing itu sendiri untuk belajar memahami
kebiasaan, sopan santun dan etika umum orang Jepang. Di bawah ini adalah
kumpulan keluhan dan kritik dari pihak masyarakat Jepang terhadap siswa asing.
(1) Berjalan di dalam rumah tanpa alas kaki.
(2) Pemakaian dapur yang sembarangan dengan membuang segala
macam sampah di saluran air sehingga menjadi kotor.
(3) Tidak mematuhi peraturan cara membuang sampah.
(4) Toilet yang tersumbat dan tidak menyiram segera setelah
dipakai.
(5) Berkumpul dan membuat kegaduhan sampai larut malam
sehingga sangat mengganggu masyarakat sekitar.
(6) Melempar sampah dari jendela berupa puntung rokok yang
apinya masih menyala, bekas permen karet, tempat bekas mie instant dan
sebagainya.
(7) Memegang dan mengutik-utik barang-barang dagangan, dan
menawar harga barang sampai setengah harga.
(8) Pura-pura tidak bisa berbahasa Jepang pada saat yang
menguntungkan diri sendiri.
(9) Di tempat umum seperti restoran, tidak menggunakan asbak
yang tersedia, tetapi malah mengotori lantai dengan abu rokok.
(10) Beberapa hari tidak mengganti pakaian dalam, sehingga
menimbulkan kesan kotor dan bau.
(11) Tidak hanya di jalan umum, di dalam rumahpun
mengeluarkan dahak dan meludah sembarangan.
(12) Cucian tidak diperas sehingga ketika dijemur, orang
yang berada dibawahnya merasa terganggu karena terkena air.
(13) Berkunjung tiba-tiba tanpa menghubungi via telepon
lebih dahulu.
(14) Karena tidak terbiasa dengan sistim asuransi, jika
terjadi kecelakaan, merasa paling benar sehingga penyelesaiannya memakan waktu
lama.
Keluhan dan kritik yang disebutkan diatas disebabkan karena ketidaktahuan tentang kebiasaan dan cara hidup di Jepang. Untuk mempertahankan suasana yang bersahabat dan menyenangkan, para siswa pelatihan harus berusaha keras untuk belajar supaya tidak muncul keluhan dan kritik seperti di atas.